Home » , , » Makna Kegiatan MOS

Makna Kegiatan MOS

Written By RA-DTA-MTs-MA. Ma'arif on Sabtu, 15 September 2012 | 11.53


Masa Orientasi Sekolah (MOS) selama ini selalu menjadi tradisi sekolah dan dilakukan dengan cara yang sama. Padahal saat MOS itulah guru berkesempatan mengenali siswa. Bukan sekedar tahu asal sekolah mereka, biodata, nilai rapor, atau hasil psiko tes.

Pada dasarnya, peralihan ke sekolah yang lebih tinggi mungkin tidak terlalu sulit bagi sebagian siswa. Namun ada banyak faktor yang mempengaruhi siswa-siswa lain sehingga mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan penyesuaian diri dengan sekolah barunya. Bahkan, siswa baru kini tidak semata-mata harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang baru, tapi juga harus menjadi bagian dari budaya sekolah yang mendasari komunitas pembelajar.

Menurut Ahmad Jaelani Selaku Wakil Kepala Madrasah, selama ini guru selalu memberitahu murid, padahal harusnya terjadi komunikasi dua arah sehingga mengerti tentang anak. "MOS berpotensi sebagai dasar penciptaan komunitas belajar. Kegiatan ini juga bisa digunakan untuk mengenal anak dari awal, termasuk potensi masalahnya,"

MOS haruslah bertujuan untuk orientasi siswa, pondasi pengembangan komunitas pembelajar, serta mengembangkan keahlian dan nilai siswa. Lalu melalui kegiatan ini, sekolah juga harus mengadakan pemetaan siswa. Maksudnya, sekolah harus bisa membuat rekomendasi dari setiap anak dan langkah-langkah untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

"Untuk itu, sekolah juga membutuhkan data lain, seperti karakteristik siswa, kebiasaan, target, komitmen, potensi masalah, dan potensi dukungan masalah," jelas Bp Ahmad.

MTs Ma'arif 1 Plered sudah melaksanakan program MOS ini Sejak tahun ajaran 2006-2007, sekolah ini ingin menerapkan MOS yang berbeda. "Bukan tradisi yang itu-itu saja,"

Jika MOS diadakan selama tiga hari, lanjutnya, maka biarkanlah hari pertama diisi oleh IPNU-IPPNU. Setelah itu barulah kesempatan untuk mengembangkan skill dan value. "Skill yang harus dikembangkan terdiri dari self management, motivasi, komitmen, develop vision, komunikasi, teamwork. Sedang nilai yang harus ditanamkan adalah kejujuran, tanggung jawab, disiplin, visioner, kerja sama, adil, dan peduli. Sekolah sebisa mungkin harus membuat permainan dengan kombinasi nilai tersebut."

Selain itu, kegiatan ini juga harus menggali karakteristik unik siswa dan potensi masalah yang akan muncul di kemudian hari. Semuanya, lanjut Bp Ahmad, harus dilakukan dengan fun (gembira), sehingga kesadaran mengenai diri sendiri, lingkungan, dan masa depan mereka diperoleh dengan sendirinya.

Yang tak kalah penting, MOS harus melibatkan guru Bimbingan Konseling (BK). Selama ini, guru BK hanya berperan dalam mengatasi siswa bermasalah, padahal potensi itu bisa dikurangi. "Guru BK juga harus bisa membuat murid merasa dihargai. Kalau selama ini dipanggil ke ruang BK karena bermasalah, cobalah memanggil siswa hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun atau prestasi belajarnya,"

Lalu, untuk menjaga keberlangsungan pengembangan skill dan penanaman nilai, sebaiknya ada tindak lanjut dari kegiatan MOS. Kegiatan tersebut bisa disesuaikan dengan karakteristik sekolah, bisa berupa ekstrakurikuler, Latihan Dasar Kepemimpinan, atau sistem Big Brother and Big Sister (kakak dan adik). Dalam sistem kakak adik, setiap anak kelas III memiliki adik angkat anak kelas II dan I.

"Kalau ada masalah dengan si kakak, si adik bisa mengingatkan. Jadi ada rasa tanggung jawab untuk memberi contoh yang baik pada adiknya," kata Bp Ahmad.
Share this article :

0 komentar:

Yayasan Al-Ma'arif Plered

Yayasan Al-Ma'arif Plered


 
Support : Solihin Official Site
Copyright © 2013. Tepas Ma'arif 1 Plered - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger